Panglima TNI: Lebih Baik Jadi Tumbal Menjaga NKRI ketimbang Jadi Presiden
Pernyatan Panglina TNI ini bikin semua orang terkejut. Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan dirinya tak punya
hasrat menjadi presiden. Dia bakal tetap setia terhadap sumpah prajurit
yang dia ucapkan di bawah Kitab Suci Alquran.
Hal ini dia tegaskan dalam acara Indonesia Lawyers Club yang ditayangkan stasiun televisi TV One, pada Selasa (8/11/2016). Saat itu, pemandu acara Karni Ilyas bertanya perihal Gatot yang agaknya cocok jadi presiden. Gatot lantas menegaskan dia lebih baik gugur dalam menjaga kebhinekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia ketimbang menjadi Presiden.
"Umur saya juga sudah 56 tahun, Pak Karni. Lebih baik saya menjadi tumbal melaksanakan tugas untuk menjaga kebhinekaan daripada saya menjadi presiden," tegas Gatot pada acara itu.
Dia teringat sumpah prajurit yang dia ucapkan pada 15 Maret 1982 lampau. Dia telah disumpah untuk setia pada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.
"(Sumpah) Nomor tiga, Demi Allah saya bersumpah taat kepada atasan dengan tidak membantah perintah atau putusan," kata Gatot.
"Apabila saya berkeinginan menjadi Presiden, maka saya melanggar sumpah saya," imbuhnya.
Dia tak akan melawan perintah Presiden Jokowi yang juga Panglima Tertinggi RI. Jokowi sudah memerintahkan agar dirinya menjaga kebhinekatunggalikaan. Juga, TNI ditugaskan menghadapi segala gangguan yang mengancam persatuan dan kesatuan Indonesia.
"Dan TNI sebagai garda terdepan menjaga bhineka tunggal ika, serta menghadapi setiap kekuatan yang ingin mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa, dan beliau (Jokowi) atasan saya," kata Gatot.
Tema diskusi ILC adalah perihal kondisi politik pascademonstrasi besar-besaran pada 4 November lalu, bertajuk 'Setelah 411'. Demonstrasi tersebut mendorong agar Jokowi tegas terhadap Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang dinilai demonstran telah menistakan agama Islam. Jokowi diyakini tak akan melindungi Ahok. Ada analisa politik di sini.
"Saya bukan ahli politik, tetapi saya coba beri gambaran politik. Kita sama-sama tahu ada partai pemerintahakan seperti PDIP, PKB, PAN, PPP. Logikanya kalau Presiden ingin benar-benar Ahok menang tinggal perintah saja PKB, PAN, PPP dukung Ahok. Selesai. Yang lainnya enggak punya kendaraan. Itu logika politik, kesimspulannya silakan Anda simpulkan masing-masing. Saya juga tidak berhak menyampaikan kesimpulan," tutur Gatot.
Hal ini dia tegaskan dalam acara Indonesia Lawyers Club yang ditayangkan stasiun televisi TV One, pada Selasa (8/11/2016). Saat itu, pemandu acara Karni Ilyas bertanya perihal Gatot yang agaknya cocok jadi presiden. Gatot lantas menegaskan dia lebih baik gugur dalam menjaga kebhinekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia ketimbang menjadi Presiden.
"Umur saya juga sudah 56 tahun, Pak Karni. Lebih baik saya menjadi tumbal melaksanakan tugas untuk menjaga kebhinekaan daripada saya menjadi presiden," tegas Gatot pada acara itu.
Dia teringat sumpah prajurit yang dia ucapkan pada 15 Maret 1982 lampau. Dia telah disumpah untuk setia pada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.
"(Sumpah) Nomor tiga, Demi Allah saya bersumpah taat kepada atasan dengan tidak membantah perintah atau putusan," kata Gatot.
"Apabila saya berkeinginan menjadi Presiden, maka saya melanggar sumpah saya," imbuhnya.
Dia tak akan melawan perintah Presiden Jokowi yang juga Panglima Tertinggi RI. Jokowi sudah memerintahkan agar dirinya menjaga kebhinekatunggalikaan. Juga, TNI ditugaskan menghadapi segala gangguan yang mengancam persatuan dan kesatuan Indonesia.
"Dan TNI sebagai garda terdepan menjaga bhineka tunggal ika, serta menghadapi setiap kekuatan yang ingin mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa, dan beliau (Jokowi) atasan saya," kata Gatot.
Tema diskusi ILC adalah perihal kondisi politik pascademonstrasi besar-besaran pada 4 November lalu, bertajuk 'Setelah 411'. Demonstrasi tersebut mendorong agar Jokowi tegas terhadap Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang dinilai demonstran telah menistakan agama Islam. Jokowi diyakini tak akan melindungi Ahok. Ada analisa politik di sini.
"Saya bukan ahli politik, tetapi saya coba beri gambaran politik. Kita sama-sama tahu ada partai pemerintahakan seperti PDIP, PKB, PAN, PPP. Logikanya kalau Presiden ingin benar-benar Ahok menang tinggal perintah saja PKB, PAN, PPP dukung Ahok. Selesai. Yang lainnya enggak punya kendaraan. Itu logika politik, kesimspulannya silakan Anda simpulkan masing-masing. Saya juga tidak berhak menyampaikan kesimpulan," tutur Gatot.
0 Response to "Panglima TNI: Lebih Baik Jadi Tumbal Menjaga NKRI ketimbang Jadi Presiden"
Posting Komentar