Tangisan Eneng di Sumur Tua
Kisah ini terjadi ketika saya duduk di bangku kelas 2 SD, ketika itu saya masih kecil dan masih lugu. Singkat cerita yah kawan. Saya akan
menceritakan kisah seorang gadis yang berumur 8 tahun dia bernama eneng,
eneng adalah anak paling besar dia mempunyai satu orang adik yang
bernama lala. Mereka berdua saling menyayangi satu sama lain. Namun yang
eneng sangat harapkan adalah kasih sayang dari kedua orang tuanya.
Sejak eneng berumur 4 tahun eneng mulai kehilangan kasih sayang kedua
orang tuanya. Bahkan dia merasa kalau dia sangat dibedakan dengan
perlakuan kedua orang tuanya.
Suatu
hari eneng di minta untuk pergi ke sungai seperti biasa ia selalu
menuruti semua perintah dari ibunya. Ibunya menyuruh eneng untuk mencuci
pakaian di sungai yang letaknya cukup jauh dari rumahnya. Eneng selalu
berangkat sendiri ke sungai. Ketika eneng mencuci pakaian, ternyata yang
eneng cuci adalah pakaian baru yang di belikan ibu untuk lala. Eneng
pun terdiam dan berpikir “kenapa yah selalu adik yang dibelikan baju
baru? Kenapa eneng tidak. Padahal baju eneng sudah sangat tidak layak
dipakai lagi, tapi tidak apalah yang penting eneng masih punya baju yang
nyaman eneng pakai. Eneng tidak butuh pakaian yang baru” seru eneng
dalam pikirnya.
Eneng pun segera
menyelesaikan pekerjaannya dan hendak pulang. Ketika sore tiba sekitar
pukul 4 sore, eneng selalu berangkat mengaji ke masjid. Namun ketika
eneng sudah masuk ke masjid. Eneng malah di tertawakan oleh anak-anak
pengajiannya. Salah satu anak itu berkata kepada eneng “haha, eneng kamu
memakai topeng wajah apa? kok aneh, haha mungkin kamu memakai bedak
dari terigu yah”.
Eneng pun menangis
mendengar semua cemoohan mereka. Eneng berlari menuju rumahnya, ketika
sampai di rumah ternyata kedua orang tua eneng sedang merayakan ulang
tahun lala yang ke 5 tahun. Ibu eneng pun berkata “ini kado dari ayah
dan ibu untuk kamu nak semoga kamu senang yah anakku sayang”. Ketika
mendengar itu eneng pun menangis dan berkata kepada orang tuanya “kenapa
mah? Selama ini eneng gak pernah mendapatkan kado dari mamah dan ayah.
Bahkan setiap hari ulang tahun eneng gak pernah di rayakan mamah. Apakah
eneng bukan anak kandung mamah?” eneng pun pergi keluar sambil menangis
dan terus berlari.
Ketika itu sudah
larut malam. Eneng memutuskan untuk tidak pulang ke rumah, eneng pun
pergi ke sumur terdekat berniat untuk membersihkan mukanya yang penuh
dengan bedak. Ia mengambil ember kecil yang sudah tersedia di sumur tua
itu. Ketika eneng mulai menurunkan ember itu dan kembali mengangkatnya
ke atas, namun ternyata bukan air yang di dapatnya. Ternyata hanyalah
daun-daun yang sudah lapuk. Eneng pun kembali menurunkan ember itu
dengan sedikit membungkukkan badannya.
Karena
ingin mendapatkan air cukup banyak. Namun ketika hendak mengambil air,
eneng pun terpeleset dan masuk ke dalam sumur tua itu. Hari pun berganti
menjadi subuh. Saat itu ada seorang warga yang hendak mengambil air
whudu namanya bu mia. Namun ketika melihat ke dalam sumur, bu mia pun
kaget melihat eneng yang sudah tak bernyawa dengan kondisi kepala yang
menancap di batu. Entah mungkin karena airnya surut jadi batu-batu besar
terlihat.
Bu mia berkata “masya
allah eneng kenapa kamu nak” bu mia pun berteriak meminta tolong, warga
pun berkumpul dan bertanya “ada apa bu?” bu mia berkata”itu eneng ada di
dalam sumur pak” semua warga menangis melihat eneng yang sudah tak
bernyawa. Warga pun hendak mengambil jasad eneng namun susah karena
kepala eneng remuk dan menancap di batu.
Dapatkan Promo terbaru 2018 INDOKARTU dengan FREECHIP new member 10% dan bonus deposit Harian, Dapatkan juga bonus tanpa modal dengan memanfaatkan bonus referral 10% + 5% di INDOKARTU
BalasHapusUntuk info selanjutnya kunjungi website kami di https://goo.gl/PXVziC
atau hunguni WA : +6281293478722