Luar Biasa. Kisah Anak Jenius yang Jadi 'Dokter Bedah' Sejak Berusia 7 Tahun. Ternyata Ini Penyebabnya...
Pada suatu hari, ada seorang gadis kecil di India yang mengalami luka bakar yang sangat parah, dan hal ini membuat jari-jarinya menyatu dengan telapak tangan. Bentuk tangan bocah 8 tahun itu terlihat mengepal layaknya seperti sebuah bola.
Keluarganya miskin, tak mampu membiayai operasi yang mahal. Namun, mereka kemudian mendengar rumor yang beredar mengenai seorang anak laki-laki yang dijuluki "dokter bedah" kecil.
Akrit Jaswal baru berusia 7 tahun ketika dia berhasil membedah tangan gadis kecil itu dan membuatnya kembali normal.
Bocah laki-laki itu memiliki reputasi di wilayahnya sebagai anak jenius di bidang medis. Akrit disebut-sebut memiliki IQ 146, tertinggi jika dibandingkan dengan anak-anak seusianya di India.
Akrit terus mengasah kemampuan dan "anugerah" yang dimilikinya. Dan pada usia yang juga masih sangat muda, 12 tahun, dia bercita-cita akan menemukan obat kanker.
Siapa Akrit Jaswal?
Bocah yang memiliki nama asli Akrit Pran Jaswal itu dilaporkan sudah dapat berbicara pada usia 10 bulan, seperti dikutip dari Mymultiplesclerosis.co.uk, Kamis (10/11/2016).
Dia bisa membaca dan menulis pada usia 2 tahun. Pada umur 5 tahun bacaannya pun bukan buku cerita, melainkan Shakespeare dalam bahasa Inggris.
Sekarang usianya beranjak dewasa, 23 tahun. Akrit meneliti teori menggunakan terapi gen dalam memerangi penyakit kanker.
Akrit dimentor dan dibiayai oleh Mr B.R. Rahi yang merupakan Kepala Sekolah Secondary Education di Dharmashala.
Pada saat berusia 12 tahun bocah jenius itu belajar sains di Candigarh College dan merupakan mahasiswa termuda yang pernah mengecam pendidikan di Indian University.
Pada 2014, ayah Akrit meninggalkan keluarganya setelah lelah berjuang selama 6 tahun untuk mendapatkan pengakuan kecerdasan anaknya dari birokrasi India.
Ayah itu juga berjuang untuk mendapatkan dana dan sumber lain yang diperlukan untuk penelitian kanker Akrit.
Banyak orang yang bertanya-tanya apakah mungkin bocah berusia 7 tahun memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan pembedahan, yang biasanya dipelajari di sekolah medis selama bertahun-tahun?
Jawabannya mungkin saja. Menurut apa yang selama ini terjadi dalam sejarah, terobosan ilmiah tidak hanya datang dari pembelajaran atau sekolah formal, tetapi juga bisa muncul dari wawasan dan inspirasi.
Akrit tidak sombong dengan ketenarannya. Dia bahkan sering bertemu dengan media atau menteri pemerintah negerinya. Namun, warga desa tempat tinggalnya memandang dia sebagai sosok yang berbeda.
Ketika Akrit berada di desa dulu, penduduk berkumpul. Mereka datang dengan membawa resep obat-obatan dan meminta nasihat.
Warga mendatangi bocah itu untuk meminta pengobatan luka atau cedera dan diagnosis penyakit. Mereka memandang Akrit sebagai seorang dokter, penyembuh, dan guru.
Namun, karena budaya spiritual di India masih kuat, mereka terkadang menyangkutpautkan kecerdasan bocah jenius itu dengan dimensi spiritual.
Ketenaran dan kemampuan Akrit mendapat sorotan dunia ketika ia bertekad untuk menemukan obat kanker dengan menggunakan teori terapi gen.
Walaupun jenius, Akrit dinilai masih harus mempelajari banyak hal. Dan itu tidak bisa didapatkannya hanya dengan mengamati praktik pembedahan.
Kini Akrit berusia 23 tahun dan telah menamatkan pendidikan jurusan Bioengineering dari IIT Kanpur.
Keluarganya miskin, tak mampu membiayai operasi yang mahal. Namun, mereka kemudian mendengar rumor yang beredar mengenai seorang anak laki-laki yang dijuluki "dokter bedah" kecil.
Akrit Jaswal baru berusia 7 tahun ketika dia berhasil membedah tangan gadis kecil itu dan membuatnya kembali normal.
Bocah laki-laki itu memiliki reputasi di wilayahnya sebagai anak jenius di bidang medis. Akrit disebut-sebut memiliki IQ 146, tertinggi jika dibandingkan dengan anak-anak seusianya di India.
Akrit terus mengasah kemampuan dan "anugerah" yang dimilikinya. Dan pada usia yang juga masih sangat muda, 12 tahun, dia bercita-cita akan menemukan obat kanker.
Siapa Akrit Jaswal?
Bocah yang memiliki nama asli Akrit Pran Jaswal itu dilaporkan sudah dapat berbicara pada usia 10 bulan, seperti dikutip dari Mymultiplesclerosis.co.uk, Kamis (10/11/2016).
Dia bisa membaca dan menulis pada usia 2 tahun. Pada umur 5 tahun bacaannya pun bukan buku cerita, melainkan Shakespeare dalam bahasa Inggris.
Sekarang usianya beranjak dewasa, 23 tahun. Akrit meneliti teori menggunakan terapi gen dalam memerangi penyakit kanker.
Akrit dimentor dan dibiayai oleh Mr B.R. Rahi yang merupakan Kepala Sekolah Secondary Education di Dharmashala.
Pada saat berusia 12 tahun bocah jenius itu belajar sains di Candigarh College dan merupakan mahasiswa termuda yang pernah mengecam pendidikan di Indian University.
Pada 2014, ayah Akrit meninggalkan keluarganya setelah lelah berjuang selama 6 tahun untuk mendapatkan pengakuan kecerdasan anaknya dari birokrasi India.
Ayah itu juga berjuang untuk mendapatkan dana dan sumber lain yang diperlukan untuk penelitian kanker Akrit.
Jenius atau Spiritual?
Kedokteran atau spiritual?Banyak orang yang bertanya-tanya apakah mungkin bocah berusia 7 tahun memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan pembedahan, yang biasanya dipelajari di sekolah medis selama bertahun-tahun?
Jawabannya mungkin saja. Menurut apa yang selama ini terjadi dalam sejarah, terobosan ilmiah tidak hanya datang dari pembelajaran atau sekolah formal, tetapi juga bisa muncul dari wawasan dan inspirasi.
Akrit tidak sombong dengan ketenarannya. Dia bahkan sering bertemu dengan media atau menteri pemerintah negerinya. Namun, warga desa tempat tinggalnya memandang dia sebagai sosok yang berbeda.
Ketika Akrit berada di desa dulu, penduduk berkumpul. Mereka datang dengan membawa resep obat-obatan dan meminta nasihat.
Warga mendatangi bocah itu untuk meminta pengobatan luka atau cedera dan diagnosis penyakit. Mereka memandang Akrit sebagai seorang dokter, penyembuh, dan guru.
Namun, karena budaya spiritual di India masih kuat, mereka terkadang menyangkutpautkan kecerdasan bocah jenius itu dengan dimensi spiritual.
Ketenaran dan kemampuan Akrit mendapat sorotan dunia ketika ia bertekad untuk menemukan obat kanker dengan menggunakan teori terapi gen.
Walaupun jenius, Akrit dinilai masih harus mempelajari banyak hal. Dan itu tidak bisa didapatkannya hanya dengan mengamati praktik pembedahan.
Kini Akrit berusia 23 tahun dan telah menamatkan pendidikan jurusan Bioengineering dari IIT Kanpur.
0 Response to "Luar Biasa. Kisah Anak Jenius yang Jadi 'Dokter Bedah' Sejak Berusia 7 Tahun. Ternyata Ini Penyebabnya..."
Posting Komentar